BAB II
TINJAUAN TEORI
1.
Definisi Dewasa
Sebenarnya pengertian-pengertian dewasa yang umum dipahami oleh banyak
orang terkadang justru menyesatkan. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan
G.W. Allport mengatakan bahwa masa ketika remaja adalah suatu masa transisi
dari periode anak ke dewasa. Pengertian dewasa itu sendiri menurut Allport :
a.
Extension of self atau “pemekaran” dari diri sendiri.
Hal ini berarti seseorang mampu
untuk menganggap orang lain sebagai bagian dari dirinya. Contoh yang paling mudah
adalah tumbuhnya perasaan “cinta”. Orang dewasa yang mencintai biasanya diikuti
dengan berkurangnya perasaan egoisme. Jadi apabila kita sudah beristri tapi
salah satu masih menunjukkan egoisme dan memikirkan diri sendiri itu artinya
kita belum bisa disebut mencintai apalagi dikatakan dewasa (mature
personality).
1.
Pernahkah kita melihat kaos oblong yang dibagian
punggung ada tulisan “silakan mengaca” dan diatasnya ada cermin yang
bergambarkan seekor monyet ? Menjadi dewasa berarti mampu untuk melihat diri
sendiri secara objektif (Self Objectification).
Pengertiannya adalah ketika kita
bisa “mengaca” melihat kepribadian kita sendiri. Dalam hal ini berarti tidak
marah ketika menerima kritik dan justru kritik itu menjadi sarana untuk
instropeksi diri, melihat kesalahan-kesalahan yang ada pada diri sendiri. Nah,
apakah kita itu “monyet” yang mudah marah dan hanya memikirkan diri sendiri
atau seorang manusia dewasa yang mampu lebih bijak menghadapi orang lain ?
3. Seorang yang dewasa dia memiliki falsafah hidup
tertentu (Unifying Philosophy of Life).
Biasanya hal ini berhubungan dengan
etika atau agama. Sederhananya orang yang sudah dewasa dia itu tahu aturan,
tidak berbuat seenaknya sendiri atau bertindak hanya untuk kepuasan sesaat.
Dengan memiliki tujuan hidup / cita-cita yang jelas diikuti dengan ketegasan
untuk mencapainya dalam perilaku sehari-hari. Misalnya dengan tidak mudah
terpengaruh ajakan rekan yang bersifat merusak, otoriter, anarkis, atau korupsi
maka kita akan paham bahwa kepuasan yang didapat dari perbuatan itu hanya
sesaat dan bisa merusak diri sendiri.
Masa Dewasa :
• Peran sosial baru, dan tanggungjawab sosial
• Muncul Isu-isu reproduksi manusia, perkawinan dan
karier
2.
Definisi kesehatan reproduksi:
Kesehatan secara fisik, mental dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari
penyakit atau kecacatan. Kesehatan reproduksi manusia dimulai dengan
pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi yang ditandai dengan pubertas.
Pubertas berlanjut selama siklus hidup pria sedangkan pada wanita akan berhenti
saat menopous. Kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh kondisi kesuburan dan
hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas seksual, kehamilan dan kontrasepsi.
3. Perubahan yang terjadi pada
setiap tahap masa dewasa
1. Masa Dewasa Muda
Usia dewasa muda, yaitu antara 18
sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini
kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak
karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika
terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun
sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan,
kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan,
depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan
yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan
gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat
buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat,
tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
2. Masa Dewasa Tua
Usia sekitar 40 sampai 60 tahun
merupakan masa krisis bagi wanita pada umumnya. Pada usia ini wanita sedang
mencapai puncak karirnya, dan justru pada masa itu ia akan mengalami menopause
(usia 45 sampai 55 tahun). Produksi hormon wanita (estrogen dan progesteron)
menurun. Akibatnya, haid menjadi tidak teratur, dan akhir nya terhenti sama
sekali. Namun wanita masih bisa hamil sampai saat menopause muncul, walaupun
penuh dengan risiko dan perlu perawatan khusus. Pada saat menopause wanita
mengalami beberapa masalah antara lain wajah terasa panas dan kemerahan ( hot
flushes), vagina kering, dan suasana hati yang berubah-ubah.
Beberapa mungkin hanya mengalami
gejala menopause ringan, tetapi sebagian lainnya dapat mengalami gejala yang
berat dan sangat mengganggu. Osteoporosis pengeroposan tulang) ada hubungannya
dengan penurunan hormon estrogen yang terjadi pada masa menopause. Begitu pula
risiko penyakit jantung bagi wanita pasca menopause akan meningkat, karena
menurunnya produksi estrogen yang berfungsi sebagai pelindung jantung. Masalah
kesehatan wanita pada periode usia ini adalah penyakit akibat menurunnya
hormone estrogen. Untuk mengatasinya dapat dibantu dengan terapi sulih hormon,
pola makan yang mengandung fitoestrogen, dan olahraga. Semua itu untuk menguatkan
tulang.
Menurut WHO adalah kesejahteraan
fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan
fungsi-fungsinya serta prosesprosesnya. Oleh karena itu, kesehatan reproduksi
berarti orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa
mereka memiliki kemapuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan
apakah mereka ingin melakukannya, bilamana dan seberapa seringkah. Termasuk terakhir
ini adalah hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan mempunyai akses
terhadap cara – cara keluarga berencana yang aman, efektif dan
terjangkau, pengaturan fertilitas yang tidak melawan hukum, hak memperoleh
pelayanan pemeliharaan kesehatan kesehatan yang memungkinkan para wanita dengan
selamat menjalani kehamilan dan melahirkan anak, dan memberikan kesempatan
untuk memiliki bayi yang sehat. Sejalan dengan itu pemeliharaan kesehatan
reproduksi merupakan suatu kumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung
kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian
masalah kesehatan reproduksi. Ini juga mencakup kesehatan seksual, yang
bertujuan meningkatkan status kehidupan dan hubungan-hubungan perorangan, dan
bukan semata-mata konseling dan perawatan yang bertalian dengan reproduksi dan
penyakit yang ditularkan melalaui hubungan seks.Beberapa wanita karena
pekerjaannya yang mengggunakan bahan kimia, akan mengalami kesulitan mempunyai
anak.
4.
Faktor yang berdampak buruk bagi kesehatan
reproduksi dewasa
Secara garis besar dapat
dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan
reproduksi:
a.
Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama
kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang
perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang
terpencil)
b.
Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek
tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak
anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak
dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb)
c.
Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua
pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga
wanita terhadap pria yang membeli kebebasannya secara materi, dsb)
d.
Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran
reproduksi pasca penyakit menular seksual, dsb).
Pengaruh dari semua faktor diatas
dapat dikurangi dengan strategi intervensi yang tepat guna, terfokus pada
penerapan hak reproduksi wanita dan pria dengan dukungan disemua tingkat
administrasi, sehingga dapat diintegrasikan kedalam berbagai program kesehatan,
pendidikan, sosial dam pelayanan non kesehatan lainyang terkait dalam
pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
5.
Resiko pekerjaan yang
menggunakan bahan kimia terhadap kesehatan reproduksi.
Beberapa wanita karena pekerjaannya
yang mengggunakan bahan kimia, akan mengalami kesulitan mempunyai anak.Beberapa
orang lelaki lainnya akan mengalami penurunan kualitas sperma karena jok tempat
duduk di mobilnya panas. Ada juga beberapa eksekutif yang mengalami gairah
seksual serta beberapa wanita karier yang mengalami frigiditas.
Beberapa gangguan reproduksi yang
berhubungan dengan pekerjaan yaitu:
a. Abortus
Penyebab : kerja berat, cytotoxic drug
b. Premature
Penyebab: ionizing radiation
c. Lahir cacat
Penyebab : menthyl mercuri, ionizing radiasi
d. Kerusakan sperma
Penyebab : dioxin, anesthetic gates
e. Mandul
Penyebab: timah hitam, cadmium, chlodecone,
dibromochlopropane (1)
Secara umum, sebagian besar pria bekerja atau
menghabiskan waktunya ditempat kerja. Padahal ada banyak bahaya yang terdapat
di tempat kerja. Radiasi, berbagai bahan kimia, obat-obatan, rokok, dan panas
merupakan tipe-tipe bahaya yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk mempunyai
anak yang sehat.
Meskipun lebih dari seribu bahan
kimia di tempat kerja telah terbukti dapat memberikan pengaruh terhadap
kesehatan reproduksi hewan, namun kebanyakan bahan tersebut tidak pernah
diteliti pengaruhnya pada manusia. Bahkan lebih dari empat juta campuran bahan
kimia tidak pernah diuji pengaruhnya.
Zat-zat berbahaya tersebut dapat
memasuki tubuh kita melalui hirupan nafas (inhalation), kontak dengan kulit
(absorbsion), atau tertelan (ingestion) jika pekerja tidak mencuci tangan
dengan baik sebelum mereka makan, minum, ataupun merokok.
Bahan berbahaya yang terdapat di
tempat kerja juga dapat secara tidak langsung membahayakan keluarga mereka yang
berada dirumah. Beberapa bahan berbahaya dapat secara tidak sengaja terbawa ke
rumah tanpa disadari para pekerja dan mempengaruhi kesehatan reproduksi sang
istri atau kesehatan janin yang dikandungnya atau anggota keluarga lain yang
masih muda. Sebagai contoh, timbal dapat terbawa pulang oleh pekerja melalui
kulit, rambut, baju, sepatu, kotak peralatan kerja, atau kendaraan yang dibawa
ke tempat kerja, padahal timbal tersebut dapat menyebabkan keracunan pada
anggota keluarga dan bisa menyebabkan neurobehavioral dan gangguan pertumbuhan
pada janin.
Bahaya-bahaya yang dapat mengganggu
kesehatan reproduksi para pekerja pria bekerja dengan mempengaruhi beberapa
beberapa hal.
Pertama, jumlah
sperma. Beberapa bahan berbahaya dapat memperlambat atau bahkan menghentikan
produksi sperma. Hal ini berarti bahwa hanya akan dihasilkan lebih sedikit
sperma untuk dapat membuahi sel telur. Jika tidak ada sperma yang diproduksi,
maka pekerja tersebut dapat disebut steril. Jika bahaya yang memapar dapat
mencegah proses pembuatan sperma, label steril itu menjadi permanen.
Kedua, bentuk
sperma. Beberapa bahan berbahaya dapat membuat bentuk sel sperma menjadi
berbeda. Jika sudah seperti itu, sperma akan mengalami kesulitan untuk berenang
menuju sel telur atau membuahinya.
Ketiga, transfer
sperma. Beberapa bahan berbahaya dapat terakumulasi pada epididimis, seminal
vesicles, atau prostate. Hadirnya bahan tersebut dapat membunuh sperma, merubah
cara/arah sperma berenang, atau menempel pada sperma dan dibawa menuju sel
telur atau kepada bayi yang belum lahir.
Keempat, kemampuan
seksual. Perubahan pada jumlah hormon dapat mempengaruhi kemampuan seksual.
Beberapa bahan kimia seperti alcohol, bisa mempengaruhi kemampuan untuk
mencapai ereksi, sedangkan pada beberapa orang dapat mempengaruhi keinginan
seksualnya. Beberapa obat-obatan, baik yang legal maupun tidak, dapat
mempengaruhi kemampuan seksual.
Kelima,kromosom sperma. Beberapa bahan berbahaya dapat
mempengaruhi kromosom yang terdapat pada sperma. Sperma dan sel telur
masing-masing menyumbangkan 23 kromosom saat proses fertilisasi. DNA yang
tersimpan pada kromosom inilah yang menentukan akan seperti apa rupa, bentuk
dan fungsi tubuh bayi yang akan lahir. Radiasi atau bahan kimia dapat
menyebabkan perubahan atau kerusakan pada DNA. Jika DNA sperma telah rusak,
maka ia bisa jadi tidak akan bisa membuahi sel telur, atau jika ia berhasil
membuahi sel telur, ia akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan janin.
Beberapa jenis pengobatan terhadap kanker terbukti dapat menyebabkan hal
tersebut.
Keenam, kehamilan. Jika sperma yang telah rusak dapat
membuahi sel telur, sel telur bisa jadi tidak akan tumbuh dengan sempurna,
sehingga dapat menyebabkan keguguran atau masalah kesehatan pada bayi yang akan
dilahirkannya. Jika bahan berbahaya tersebut dibawanya oleh semen, janin
mungkin akan terpapar sehingga dapat menyebabkan gangguan pada saat kehamilan
atau gangguan kesehatan pada bayi setelah ia lahir.
Langkah
-langkah yang diterapkan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
reproduksi khususnya para pekerja yang menggunakan bahan kimia.
Untuk melindungi dari bahaya yang dapat mengganggu
kesehatan reproduksi, beberapa langkah berikut dapat diterapkan untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan para pekerja.
1. Simpanlah
bahan kimia pada tempat/wadah yang tertutup saat tidak digunakan
2. Mencuci
tangan sebelum makan, minum dan merokok
3. Hindari
kontak antara bahan kimia dengan kulit
4. Jika bahan
kimia kontak dengan kulit, ikuti petunjuk untuk membersihkannya sebagaimana
tertera pada MSDS (material safety datasheet). Pengusaha/manajemen wajib
menyediakan MSDS untuk semua bahan berbahaya yang digunakan di tempat kerja
5. Kenali
bahaya yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi di tempat kerja anda.
6. Untuk
mencegah kontaminasi di rumah:
o Gunakan
pakaian yang berbeda pada waktu bekerja
o Ganti dan
cuci baju yang telah terkontaminasi dengan sabun dan air sebelum pulang ke
rumah.
o Simpanlah
baju yang akan digunakan untuk pulang kerja (atau berangkat kerja) dalam
ruangan yang terpisah dari tempat kerja untuk mencegah kontaminasi
o Cuci baju
kerja terpisah dari bahan cucian lainnya, usahakan mencucinya di tempat kerja
o Usahakan
untuk tidak membawa baju kerja yang telah kotor/terkontaminasi atau benda lain
ke rumah
7. Berpartisipasilah
dalam program kesehatan dan keselamatan kerja seperti pelatihan, pendidikan,
dan monitoring yang telah disediakan perusahaan
8. Pelajari
menganai praktek kerja yang aman/baik, rekayasa engineering, dan alat pelindung
diri (seperti sarung tangan, masker, coverall, google, dll) yang dapat
mengurangi resiko paparan dengan bahan berbahaya.
9. Patuhi
prosedur dan praktek kerja yang aman yang telah diimplementasikan oleh
perusahaan anda untuk mencegah paparan bahan berbahaya di tempat kerja yang
dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi.
BAB
IIII
PENUTUP
A.
SARAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar