Peran perguruan tinggi (PT) pada ujian nasional 2013 untuk tingkat
SMA/MA dan SMK lebih dominan karena pelaksanaan ujian tersebut
diharapkan berjalan lebih jujur dan hasilnya benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan secara akademik.
Kepala Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Syafi’i di
Mataram, Minggu, mengatakan dalam standar operasional prosedur peran dan
tanggung jawab PT lebih dominan, karena hasilnya akan dimanfaatkan
sebagai bahan seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN).
"Kalau
dulu perguruan tinggi memiki peran dan tanggung jawab yang sama, pada UN
2013 ini PT lebih dominan khususnya untuk tingkat SMA/MA dan SMK.
Sementara untuk ujian UN SMP/MTs dan SD itu menjadi tanggung jawab
kami," kata Syafii, Minggu (23/12/2012).
Mulai dari pencetakan
naskah soal UN hingga menentukan pengawas ruangan ditetapkan dengan
surat keputusan (SK) rektor, namun tetap berkoordinasi dengan Dinas
Dikpora NTB. Ini menunjukkan kewenangan yang diberikan kepada perguruan
tinggi cukup besar.
"Namun dalam hal ini kami bukan hanya
menonton, tetapi tanggung jawab PT lebih besar, mereka tetap
berkoordinasi dengan kami. Karena itu rektor akan sibuk mengirim tim
untuk melakukan pengawasan di lapangan, dengan cara ini kita harapkan
hasil UN 2013 ini benar-benar dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik," katanya.
Syafi’i mengatakan, sepertinya UN 2013
merupakan wajah baru dibandingkan pada tahun sebelumnya khususnya untuk
tingkat SMA/MA dan SMK. Pada prinsipnya ini dihajatkan agar pelaksanaan
UN tersebut lebih jujur dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik.
Pada UN tahun-tahun sebelumnya, menurut Syafi’i, PT
hanya bertugas melakukan pemindaian hasil UN, sementara yang tugas dan
tanggung jawab lainnya berada di Dinas Dikpora.
"Sebenarnya ada
konsep pengawasan UN SMA/MA dan SMK diawasi oleh guru-guru SMP, namun
itu tidak bisa dilaksanakan karena jumlah guru SMA terutama di NTB
relatif terbatas. Di setiap kecamatan kadang-kadang hanya ada satu SMA,
sehingga akan menyulitkan," kata Syafi’i.
Sementara itu, Rektor
Unram Prof H Sunarpi PhD mengatakan, UN 2013 sudah mendapatkan pengakuan
dari pihak perguruan tinggi, karena hasilnya akan mulai diintegrasikan
menjadi bahan yang ikut menentukan penerimaan calon mahasiswa baru di
perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia.
"Kalau tahun-tahun
sebelumnya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN))
merupakan seleksi yang sifatnya terpisah, alhamdulillah pada 2013 hasil
UN akan diintegrasikan ke dalam SNMPTN melalui jalur Penjaringan
Prestasi Akademik (PPA) khususnya untuk lulusan 2013," katanya.
Menurut
dia, hanya lulusan UN 2013 yang boleh mendaftar melalui jalur PPA yang
nantinya hanya didasarkan pada dua nilai yang dibuat oleh pendidikan
sebelumnya, yakni nilai rapor mulai semester I hingga V dan nilai UN.
Jadi
PPA itu, kata Sunarpi, hanya ditentukan dari dua nilai yang dibuat pada
jenjang pendidikan sebelumnya. Ini merupakan salah satu bentuk
terintegrasinya jenjang pendidikan antara pihak Sekolah Menengah Atas
dengan perguruan tinggi dengan porsi 50 persen dari lulusan SMA tahun
2013 itu.
"Alhamdulillah berarti dari tahun ke tahun apa yang kita
harapkan dari UN tentang kejujuran mulai mendapatkan pengakuan dari
perguruan tinggi," katanya.
Sunarpi mengatakan, mudah-mudahan
mulai 2014 semakin berkurang jumlah persentase mahasiswa baru yang
diterima melalui seleksi terpilih, karena pada 2013 masih ada tes
tertulis nasional sebesar 30 persen dan tes mandiri 20 persen dan 50
persen melalui jalur PPA yang hanya mempertimbangkan nilai rapor dan
nilai UN.
"Berkaitan dengan itu tugas dan tanggung jawab perguruan
tinggi cukup berat pada 2013, seperti perencanaan penyelenggaraan UN
bersama Dinas Dikpora NTB. Rektor bersama Kadisdikpora akan duduk
bersama membahas persiapan penyelenggaraan UN," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar