Kamis, 10 Januari 2013

11 Nyawa Terenggut Akibat Cuaca Buruk di Kawasan Timur Tengah


Ramallah - Cuaca buruk yang melanda Israel dan Palestina ternyata merembet hingga ke sejumlah negara lain di kawasan Timur Tengah. Dilaporkan, cuaca buruk yang diwarnai hujan badai, salju dan hujan es ini telah merenggut sedikitnya 11 nyawa di sejumlah negara.

Cuaca buruk yang tidak biasanya terjadi di wilayah Timur Tengah ini melanda saat musim dingin dan memicu situasi yang tidak biasa bagi warga. Selain banjir di Israel dan salju yang turun lebih cepat di wilayah Palestina, cuaca buruk ini juga memicu turunnya salju setebal 30 cm di Yordania. 

Sejumlah insiden fatal yang dipicu cuaca buruk ini pun terjadi di sejumlah negara, mulai dari Israel, Yordania, hingga ke Tepi Barat, Palestina. Demikian seperti dilansir AFP dan news.com.au, Kamis (10/1/2013).

Di wilayah Tulkarem, Tepi Barat, dilaporkan dua orang wanita tewas tersapu arus banjir yang deras. Korban berada di dalam mobil yang terseret arus banjir. Seorang lainnya yang berada di dalam mobil yang sama, berhasil selamat namun kini dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

Sedangkan di wilayah Jenin, yang masih di Tepi Barat, seorang pria tewas akibat tertimbun tanah longsor. Kemudian seorang wanita tewas dalam kebakaran yang melanda rumahnya di wilayah yang sama.

Di Libanon, Palang Merah setempat melaporkan sedikitnya 6 orang tewas akibat cuaca buruk yang melanda. Beberapa korban tewas jatuh ke dalam sungai dan terseret arus yang deras. Seorang korban lainnya tewas dalam kecelakaan akibat mobil yang dikendarainya tergelincir di atas jalanan bersalju. Yang terbaru, seorang pria di wilayah Taalabaya, Libanon, tewas akibat kedinginan setelah dia tertidur di mobil dalam keadaan mabuk.

Sementara itu, aliran listrik ke ribuan rumah warga Palestina di Jalur Gaza terputus akibat badai yang melanda. Aparat berusaha menyelamatkan warga yang terjebak di rumahnya. Di Yerusalem, sejumlah sekolah terpaksa ditutup akibat angin kencang dan hujan es yang melanda.

Angin kencang dan banjir yang tidak diduga telah merusak sejumlah infrastruktur di wilayah Palestina. "Infrastruktur di Palestina sangat rapuh dan tidak mampu menghadapi cuaca seperti ini," tutur Kepala Pemulihan Medis kota Nablus, Ghassan Hamdan.

Situasi tak kalah memprihatinkan dialami oleh para pengungsi Suriah di Yordania. Kamp pengungsian mereka di Zaatari digenangi lumpur dan dibayangi suhu yang sangat rendah.

"Tenda kami rusak. Saya mencoba memperbaikinya tapi tidak berhasil. Kami tidak tahu harus bagaimana. Kami butuh bantuan. Bantuan darurat. Jika kondisi seperti ini terus berlanjut, anak-anak kami bisa mati," ucap salah seorang pengungsi asal Suriah, Mohammad Hamed (30).

Sedangkan di wilayah Suriah, dilaporkan salju telah menutupi jalanan kota Damaskus. Sejumlah kubah masjid di Kota Homs pun tampak tertutup salju putih. Kendati demikian, pertempuran antara tentara pemerintah dengan kelompok pemberontak terus saja terjadi. Yang terbaru bahkan merenggut 10 nyawa warga sipil, yang 4 di antaranya merupakan anak-anak.

Terakhir, pelabuhan Alexandria di Mesir terpaksa ditutup sejak 4 hari lalu akibat cuaca buruk. Aparat setempat bahkan melakukan pencarian atas 10 nelayan yang dilaporkan hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar